Laman

Selasa, 13 Maret 2012

Kecanduan Gadget Memicu Anak Lebih Nakal

Setiap orangtua pasti berharap mampu memenuhi segala kebutuhan anak-anaknya. Menurut survei yang dilakukan oleh Oreo dan perusahaan riset pasar Ipsos, sekitar 83 persen orangtua di dunia harus bekerja keras untuk mengupayakan yang terbaik untuk masa depan anak-anak. Sayangnya, banyak dari mereka yang lebih fokus untuk mencukupi kebutuhan materi dibandingkan dengan memenuhi kebutuhan afeksi anak-anaknya.

Salah satu jawaban orangtua untuk mengatasi kurangnya waktu untuk berkomunikasi dengan anak adalah melalui teknologi. Teknologi memang memungkinkan orangtua dan anak berkomunikasi setiap saat. Namun hal ini menimbulkan fakta mengejutkan, dimana lebih dari seperempat persentase orangtua di dunia ternyata lebih banyak berkomunikasi melalui teknologi dibandingkan secara langsung.

Secanggih apapun teknologi, sebenarnya tetap tak mampu menggantikan perhatian orangtua secara langsung. Memberikan "kenyamanan" dan perhatian melalui teknologi ternyata bisa berakibat buruk bagi keutuhan keluarga. Sebab, kebiasaan untuk menggunakan teknologi seringkali tetap berlanjut saat berkumpul bersama keluarga. "Misalnya ketika sedang berada di meja makan, masing-masing akan sibuk dengan gadget mereka, dan tidak berinteraksi satu sama lain," ujar Anna Surti Ariani, SPsi, Msi, dalam diskusi yang digelar Oreo di Graha Inti Fauzi, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Kesalahan lain yang terjadi kemudian, orangtua cenderung "menyogok" anak dengan gadget agar tidak rewel ketika ditinggal bekerja. Akibatnya anak lebih kenal pada gadget ketimbang perhatian orangtua secara langsung. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, orangtua akan kehilangan anak-anak mereka, sementara anak-anak akan menjadi kecanduan gadget, dan lebih sayang pada gadget daripada orangtuanya.

"Sudah banyak kasus seperti ini di Indonesia, anak-anak kecil lebih memilih gadget, dan tumbuh menjadi anak yang nakal karena tidak dapat perhatian orangtuanya," tambahnya.

Dalam penelitian secara terpisah, terlihat bahwa gadget memberikan respons langsung terhadap tuntutan perhatian dari anak dalam bentuk suara-suara yang meriah. Anak-anak sangat menyukai suara-suara ini, sehingga ketika sedang tak terbuhung dengan gadget mereka akan mencari "suara-suara" tersebut dari sumber lainnya. Orangtua juga akan memberikan respons dalam bentuk suara ketika anak-anak berbuat nakal, dan respons inilah yang diharapkan anak, karena membuat mereka merasa diperhatikan orangtuanya.

Konseling psikologi atau konsultasi psikologi telah hadir di kota Medan. Bagi para orangtua maupun anak tidak perlu khawatir dengan masalah psikologis anak, karena "Accurate" Health Center Medan akan membantu anda menemukan solusi yang tepat untuk pengobatan.

"Accurate" Health Center merupakan pusat konseling psikologi yang bergerak di bidang klinis, seperti terapi anak bermasalah dengan media psikoterapi, hipnoterapi, terapi tingkah laku, terapi pernafasan, tes psikologi sampai dengan terapi akupunktur jika diperlukan untuk mengaktifkan syaraf otak anak dan melancarkan peredaran darah.

"Accurate" Health Center Medan dapat membantu anda mengobati penyakit mental, seperti kenakalan anak, anak autisme, anak hiperaktif, anak celebral palsy, anak keterlambatan bicara, anak keterlambatan jalan, kesulitan anak sekolah, kurang konsentrasi anak, tes bakat dan kecerdasan anak, anak bermasalah pada sekolah, anak mencuri, antisosial anak, anak kecanduan game online, anak mengkomsumsi narkotika, anak merokok, dsb.

Pengobatan tanpa menggunakan obat kimia, aman dan tanpa efek samping serta rahasia terjamin.

Hubungi "Accurate" Health Center untuk penangananya.

"Accurate" Health Center Medan
Jl. Tilak No. 76 (Simpang Demak)
Telp. (061) 7322480
Medan

Website : http://www.accuratehealth.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar